Materi Tumor Wilms

Diposting oleh nining Kamis, 16 Oktober 2008

Anatomi dan fisiologi

Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. setiap ginjal memiliki sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (pria) dan vulva (wanita).



fungsi ginjal adalah untuk:

menyaring limbah metabolik

menyaring kelebihan natrium dan air dari darah

membantu membuang limbah metabolik serta natrium dan air yang berlebihan dari tubuh

membantu mengatur tekanan darah

membantu mengatur pembentukan sel darah.

Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit penyaring (nefron).
sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding yang berlubang (kapsula bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah (glomerulus). kapsula bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.

B. Defenisi

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitive diginjal.
Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa.

C. Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.
Tumor Wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:
- Kelainan saluran kemih
- Aniridia (tidak memiliki iris)
- Hemihipertrofi (pembesaran separuh bagian tubuh).
Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam kapsulnya. Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Tumor Wilms ditemukan pada 1 diantara 200.000-250.000 anak-anak.

Biasanya umur rata-rata terjangkit kanker ini antara 3 - 5 tahun baik laki-laki maupun perempuan

D. Patofisiologi

Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitif diginjal, makroskapis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran histo-patologisnya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan bilateral. Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.

E. Gejala

Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :

- Malaise (merasa tidak enak badan)
- Nafsu makan berkurang
- Mual dan muntah
- Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh (hemihipertrofi).
Pada 15-20% kasus, terjadi hematuria (darah terdapat di dalam air kemih).
Tumor Wilms bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi).

F. Diagnosa

Pada pemeriksaan fisik, bisa dirasakan adanya benjolan di perut.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

CT scan atau MRI perut

USG perut

Rontgen perut

Rontgen dada (untuk melihat adanya penyebaran tumor ke dada)

Pemeriksaan darah lengkap (mungkin akan menunjukkan anemia)

BUN

Kreatinin

Urinalisis (analisa air kemih, bisa menunjukkan adanya dadrah atau protein dalam air kemih)

Pielogram intravena.

G. Pengobatan

Jika tumor dapat diangkat, maka segera dilakukan pembedahan.
Selama pembedahan, ginjal yang lainnya diperiksa untuk menentukan apakah juga terserang tumor. Pada sekitar 4% kasus, nefroblastoma terjadi pada kedua ginjal.
Selama pembedahan juga dilakukan pemeriksaan terhadap kelenjar getah bening, organ perut dan jaringan lainnya; jika kanker telah menyebar, dilakukan pengangkatan organ-organ tersebut.

Terapi penyinaran dan kemoterapi (pemberian obat anti-kanker, seperti actinomycin D, vincristine atau doxorubicin) segera dimulai setelah pembedahan, tergantung kepada luasnya penyebaran kanker.

H. Prognosis
Jika kanker belum menyebar dan dilakukan pembedahan serta kemoterapi atau terapi penyinaran, angka kesembuhan mencapai 90%.

I. Konsep keperawatan

1. Pengkajian

1. Identitas Klien

2. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar mata dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari pertama sakit.

3. pengkajian fisik

4. Pengkajian Perpola

1]. Pola nutrisi dan metabolik:

Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.

2]. Pola eliminasi :

Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria ,proteinuri, hematuria.

3]. Pola Aktifitas dan latihan :

Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah normal selama 1 minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh sesak, frekuensi napas. Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkan pemmbesaran jantung [ Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah] , anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan gagal jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala serebrum karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah, dan kejang-kejang. GNA munculnya tiba-tiba orang tua tidak mengetahui penyebab dan penanganan penyakit ini.

4]. Pola tidur dan istirahat :

Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus

Kognitif & perseptual :

Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal.

Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi. Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena inumnitas yang menurun.

6]. Persepsi diri :

Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula

7]. Hubungan peran :

Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh dan lingkungan perawatann yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.

5. Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan labolatorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk

Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang ditemukan klsifikasi didalamnya

Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran distori, penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan kalises. Dari pemeriksaan renoarteriogram didaptkan gambaran arteri yang memasuki masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.

3. Diagnosa keperawatan yang bisa muncul

  1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam jaringan dan ruang ketiga
  2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.
  3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
  4. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
  5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
  6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan

4. Rencana Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam jaringan dan ruang ketiga.

Tujuan :

- Pasien tidak menunjukan bukti-bukti akumulasi cairan atau akumulasi cairan yang ditujukan pasien minimum

- Pasien mendapat volume cairan yang tepat

Intervensi

Rasional

1. Catat intake dan output secara akurat

2. Kaji perubahan edema dan Pembesaran abdomensetiap hari

3. Timbang BB tiap hari dalam skala yang sama

4. Uji urin untuk berat jenis, albumin

5. Atur masukan cairan dengan cermat

6. Berikan diuretik sesuai order dari tim medis

Evaluasi harian keberhasilan terapi dan dasar penentuan tindakan

Indikator akumulasi cairan dijaringan dan dirung ketiga

BJ Urine dan albuminnuria menjadi indikator regimen terapi

Sehingga anak tidak mendapatkan lebih dari jumlah yang ditentukan

Pengurangan cairan ekstravaskuler sangat diperlukan dalam mengurangi oedema

2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.

Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi

Intervensi

Rasional

1. Catat intake dan output makanan secara akurat

2. Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi : Anoreksi, Letargi, hipoproteinemia.

3. Beri diet yang bergizi

4. Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering

5. Beri suplemen vitamin dan besi sesuai instruksi

Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh

Gangguan nutrisi dapat terjadi secara berlahan. Diare sebagai reaksi oedema intestine dapat memperburuk status nutrisi

Mencegah status nutrisi menjadi lebih buruk

Membantu dalam proses metabolisme.

3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan

Tujuan : kehilangan cairan intravaskuler atau syok hipovolemik yang ditujukan pasien minimum atau tidak ada

Intervensi

Rasional

1. Pantau tanda vital setiap 4 jam

2. Laporkan adanya penyimpangan dari normal

3. Berikan albumin bergaram rendah sesui indikasi

Bukti fisik defisit cairan.

Sehingga pengobatan segra dilakukan

Meningkatkan tekanan osmotik koloid sehingga mempertahangkan cairan dalam vaskuler

4. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia

Tujuan : Paien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak.

Intervensi

Rasional

1. Kaji tingkat nyeri

2. Lakukan tehnik pengurangan nyeri nonfarmakologis

3. Berikan analgesik sesuai ketentuan

4. berikan obat dengan jadwal preventif

5. hindari aspirin atau senyawanya

Menentukan tindakan selanjutnya

Sebagai analgesik tambahan

Mengurangi rasa sakit

Untuk mencegah kambuhnya nyeri

Karena aspirin meningkatkan kecenderungan pendarahan

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan

Tujuan : Pasien mendapat istrahat yang adekut

Intervensi

Rasional

1. Pertahangkan tirah baring bilah terjadi edema berat

2. seimbangkan istrahat dan aktivitas bila ambulasi

3. intrusikan pada anak untuk istrahat bila ia merasa lelah

Mengurangi pengeluaran energi.

Mengurangi kelelahan pada pasien

Untuk mmenghemat energi

6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan

Tujuan : Pasien (keluarga) menunjukan pengetahuan tentang prosedur diagnostik/terapi

Intervensi

Rasional

1. Jelaskan alasan setiap tes dan prosedur

2. Jelaskan prosedur operatif dengan jujur

3. Jelaskan tentang proses penyakit

4. Bantu keluarga merencanakan masa depan khususnya dalam membatu anak menjalani kehidupan yang normal

Memberikan pengertian pada keluarga

Memberikan pengetahuan pada keluarga

Memberikan pengetahuan pada keluarga

Meringangkan beban pada keluarganya


0 Responses to Materi Tumor Wilms

LINK IKLAN

PELUANG JADI AGEN PULSA

DOWNLOAD ASKEP LENGKAP

Dapatkan materi lengkap seputar keperawatan/Asuhan Lengkap dan Murah!!!


PROGRAM LAPTOP GRATIS!!!
Daftar Rp 50 ribu punya kesempatan memiliki laptop gratis. Kunjungi: http://www.obral-laptop.cjb.net


Pengikut